LUWU UTARA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Luwu Utara (Lutra) dikenal sebagai gudangnya inovasi pelayanan publik. Beberapa inovasi Dinkes Luwu Utara telah berhasil mendapatkan apresiasi dan penghargaan, baik di tingkat provinsi maupun nasional. Sebut saja ANC Hipnoterapi, Hypnogreen, dan Kampung Penyelamat Jiwa.
Terbaru, Dinkes Lutra kembali menghadirkan inovasi pelayanan publik yang menitikberatkan pada kesehatan ibu dan anak (balita), khususnya kesehatan gigi, serta pelibatan peran aktif ibu dan masyarakat dalam upaya pencegahan stunting. Inovasi tersebut adalah GIAT KI CES, yang merupakan akronim dari Gigi Anak Sehat Kiat Cegah Stunting.
Inovasi ini sukses menembus Top 50 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Tahun 2023 melalui Jaringan Inovasi Pelayanan Publik (JIPP). Namun, perjuangan GIAT KIS CES belum berhenti. Satu tahapan lagi yang harus dilalui untuk mendapatkan pengakuan sebagai inovasi terbaik Top 30.
Belum lama ini, GIAT KIS CES sukses menyelesaikan tahapan Presentasi dan Wawancara di Four Point by Sheraton, Makassar. Tahapan ini menjadi krusial bagi inovator GIAT KIS CES, drg, Arie Andi Dhayan Tomaisuri, S.Kg. Jika sukses, maka tahapan verifikasi lapangan (verlap) yang akan dilangsungkan sebelum Ramadan, harus dipersiapkan semaksimal mungkin.
Inovator GIAT KI CES, Arie Andi Dhayan, menjelaskan bahwa inovasinya adalah sebuah inovasi yang bertujuan meningkatkan peran ibu dan balita dalam rangka untuk mencegah sang anak menderita stunting. Menurutnya, peran ibu dalam menjaga kesehatan gigi anak juga sangat penting dalam upaya mencegah anak dari kasus karies gigi sulung.
“Karies gigi sulung acap kali terjadi pada anak yang menyebabkan terjadinya infeksi, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan , serta kelainan pengunyahan, ” jelas dokter gigi yang akrab disapa Dhayan ini. Jika ini terjadi, kata dia, akan menyebabkan terjadinya gangguan perkembangan kelenjar air liur, sehingga makanan tak dapat diserap sempurna.
“Sangat penting menjaga kesehatan gigi anak. Nah, melalui inovasi GIAT KI CES ini, kami mencoba mengubah perilaku ibu, dari yang tidak peduli menjadi peduli terhadap kesehatan gigi anaknya, ” jelas drg. Dhayan saat memaparkan proposal inovasinya di hadapan Tim Panelis KIPP Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan baru-baru ini di Makassar.
Dhayan menjelaskan, perilaku ibu untuk menyikat gigi anaknya sangat penting, utamanya bagaimana cara menyikat gigi anak secara baik dan benar, serta tahu kapan waktu yang tepat untuk menyikat gigi anak. “Ini penting, karena gigi anak yang tidak sehat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya stunting pada balita yang sehat, ” terangnya.
Dikatakannya, orientasi pada peningkatan penyediaan akses pelayanan kesehatan gigi bagi balita yang rentan stunting itu dilakukan oleh dokter gigi di posyandu. “Ini sudah sesuai dengan kategori pelayanan publik yang inklusif dan berkeadilan, ” terang dia.
“Sementara untuk kebaruan inovasi ini adalah kami ingin meningkatkan peran serta ibu balita dan juga masyarakat untuk menjaga kesehatan giginya sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kasus stunting pada anak, ” tandasnya, seraya menyebutkan bahwa inovasi ini berkontribusi terhadap SDG’s poin ketiga, yaitu kehidupan sehat dan sejahtera.
Apa yang dipaparkan Dhayan, diamini Sekretaris Dinas Kesehatan, Agunawan. Bahkan pihaknya berjanji akan menjaga inovasi ini agar dapat terus dikembangkan. Mengingat inovasi ini terkait dengan kesehatan ibu dan anak. “Inovasi ini sangat penting. Insya Allah, ini akan terus berlanjut karena terkait dengan kesehatan ibu dan anak, ” tandasnya. (LH)